Yogyakarta - Ribuan pesilat dari dalam dan luar negeri akan unjuk kebolehan dalam Pencak Malioboro Festival (PMF) ke-6 di kawasan Malioboro Yogyakarta. Event yang berlangsung pada 6-8 September 2019 ini bertujuan membangkitkan, melestarikan, dan mempopulerkan kembali pencak silat sebagai warisan budaya bangsa Indonesia.

"Kegiatan Pencak Malioboro Festival ini bukan arena pertarungan para pesilat. Tapi kami lebih menampilkan sisi seni budaya dan keindahan dari gerakan-gerakan pencak silat," kata panitia PMF VI 2019, Yosi, kepada detikcom, Rabu (4/9/2019).

Acara yang digelar di Plaza Serangan Oemoem Satu (SO1) Maret mulai Jumat (6/9/2019) itu akan mempertunjukkan aplikasi dan jurus-jurus pencak silat oleh guru pencak silat atau pendekar pencak silat. Selain itu, akan ada acara Ayo Menggambar Pencak Silat untuk Anak-anak, Malam Anugerah Pencak Silat, Pencak Wisata Budaya, dan Pawai Raya Pencak Silat.

Tak hanya itu, event 2 tahunan ini juga menghadirkan berbagai perguruan silat di seluruh Indonesia dan luar negeri. Selain pawai akbar, acara ini juga akan menampilkan beberapa kegiatan, seperti Kompetisi Koreografi Pencak Silat.

"Dalam Kompetisi Koreografi, pencak silat dinilai dari keragaman gerak, harmonisasi musik, tata panggung, dan kostum. Ada tema yang harus diusung sehingga mendorong para pesilat untuk tampil terbaik, jadi tidak hanya jurus-jurus baku diiringi musik," jelas Yosi dari Tangtungan Project.

Yodi menyebut kompetisi tersebut memperebutkan piala tahunan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Sedangkan tujuannya adalah agar para praktisi pencak silat dapat terus mengasah kreativitas dan terus berinovasi dalam mengemas pencak silat menjadi sebuah pertunjukan yang menarik bagi masyarakat umum, sehingga mau mengetahui apa dan bagaimana pencak silat itu sebenarnya.

Yosi melanjutkan kompetisi koreografi pencak silat itu juga akan diikuti tim pesilat dari Singapura. Sedangkan kegiatan pencak wisata budaya yang dikhususkan bagi warga negara asing diikuti 30 orang dari Malaysia, Singapura, Australia, Hungaria, dan Jepang.

Sedangkan Pawai Raya Pencak Silat akan diikuti lebih dari 6.000 pesilat dan pemerhati dari 53 perguruan di Nusantara. Sebelum pawai berlangsung, nantinya akan dilakukan doa dan ikrar Indonesia damai.

"Pawai akan dimulai dari kawasan Parkir Abu Bakar Ali hingga titik nol. Lewat pawai ini, masyarakat bisa melihat lebih dekat keberagamaan pencak silat di Indonesia," ucapnya.

Menurutnya, selama ini pencak silat dari sisi penampilan jarang ditampilkan. Namun melalui kegiatan Pencak Malioboro Festival, pencak silat akan ditampilkan dan dibangkitkan dengan berbagai kegiatan sehingga menarik bagi masyarakat.

"Pelan-pelan kami bangkitkan dan sekarang antusiasme para pesilat meningkat dari berbagai daerah dan mancanegara. Yogya menjadi tren baru berkumpulnya para pesilat untuk bersilaturahmi dan membangun karakter serta melestarikan budaya," ucapnya.

Dia menyampaikan setiap perguruan silat memiliki keunikan masing-masing. Di Yogyakarta sendiri, lanjut dia, ada 23 perguruan silat. Gerakan silat di Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat hampir sama. Tapi di Yogya juga memiliki ciri khas sendiri.

"Lewat kegiatan ini, semangatnya melestarikan, mencintai budaya bangsa, semangat sportivitas, dan menghargai keberagaman. Ini juga bisa menjadi promosi wisata Yogyakarta karena banyak pesilat dari berbagai daerah yang datang," ujar Yosi.

Yosi menambahkan, pada Jumat (6/9/2019) PMF VI akan menampilkan Kompetisi Koreografi Pencak 201 pada siang sampai sore hari, dan Kaulan Titik Nol pada pukul 7-9 malam. Sedangkan pada hari berikutnya, Sabtu (7/9/2019), PMF VI akan mengadakan Kompetisi Koreografi Pencak, Ayo Menggambar untuk Anak Anak, Workshop Terbuka, dan Panggung Gebyar Pencak Silat.

Memasuki hari terakhir, Minggu (8/9/2019), PMF VI akan menampilkan Pawai Pencak Malioboro Festival yang diawali dengan Pasukan Keraton, Dewandanu. Selain itu, sebelum pawai akan dilakukan Doa dan Ikrar 'Indonesia Damai' bersama Kanjeng Gusti Paku Alam X.