Terungkap Inilah Siapa Sosok Penari yang Viral di Video Flashmob di Malioboro Yogyakarta

Tarian Flashmob 'Beksan Wanara' yang dibawakan oleh sekumpulan anak muda pada saat uji coba pedestrian Malioboro pada 18 Juni 2019 lalu sukses mencuri perhatian publik.  Beksan Wanara atau Tari Kethekan (Tari Kera) merupakan Tari Klasik Kraton Yogyakarta.


Tarian tersebut dikemas dengan apik oleh para penarinya yang mengenakan busana kasual seperti kaos dengan celana panjang.

Dari sekian penari Beksan Wanara dalam flashmob tersebut, ada satu penari yang menyita perhatian masyarakat.

Dia adalah Mohan Kalandara (12), penari termuda berwajah oriental yang mengenakan kaos berwarna merah muda, celana panjang dan topi hitam itu terlihat begitu gagah
saat membawakan Beksan Wanara.

Momo baru saja lulus dari SD Tumbuh 2 Yogyakarta dan kini melanjutkan ke SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Momo begitu akrab ia disapa ini pada mulanya menari seorang diri di tengah-tengah masyarakat yang tengah menikmati suasana pedestrian Malioboro kala itu.

Bahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti juga tampak menikmati tarian yang dibawakan oleh Momo.

Kemudian, satu persatu jumlah penari flashmob Beksan Wanara tersebut kian bertambah.

Ketika ditemui di kediamannya Tamantirto, Kashian, Bantul, Momo menceritakan, persiapan untuk flashmob Beksan Wanara tersebut cukup singkat.

"Flashmob Beksan Wanara baru sekali latihan. Minggu latihan, Selasa tampil terus diminta di depan sendiri. Aku juga nggak nyangka video flashmob sampai viral,
perkiraanmu orang Jogja aja yang tahu. Tapi nenekku yang di Amerika juga tahu," ujarnya pada Kamis (27/6/2019).

Anak kedua dari dua bersaudara ini menuturkan awal mula belajar menari sejak dirinya duduk di bangku kelas 4 SD yakni pada Januari 2016 silam.

Kala itu, tarian pertama yang dipelajari olehnya ialah Tari Jaranan.

Hingga saat ini, Momo telah mahir membawakan beberapa tarian seperti Tari Cantrik, Tari Bugis, Tari Klana Alus, Tari Klana Raja, Tari Klana Topeng dan beberapa tarian
lainnya.

"Kalau Beksan Wanara belajar baru-baru ini. Aku belajar nari di Keraton Yogyakarta, di Sanggar Tari Wiraga Apuletan, nDalem Pujokusuman dan Kawedanan Hageng Punakawan
(KHP) Kridhamardawa Kraton Yogyakarta," katanya

Anak dari pasangan seniman Lantip Kuswala Daya dan Jeannie Park ini mengaku awalnya sempat tidak suka menari, namun lambat laun, ia mulai menyukai tari.

"Pertama ngikut ayah ibu yang menari. Pertamanya sempat nggak suka nari karena nggak bisa. Tapi terus rutin belajar nari," lanjutnya.

Ayah Momo, Lantip Kuswala Daya merupakan seorang guru tari di Sanggar nDalem Pujokusuman.

Ibunda Momo, Jeannie Park yang berdarah Korea juga seorang penari.

Sebagai orangtua, Jeannie mengatakan, dirinya tak pernah memaksa anaknya untuk menari.

Namun perlahan ia memperkenalkan tari kepada Momo.

"Kami tidak boleh memaksa untuk menari, jadi menari itu keinginan mereka sendiri. Tapi kami mengenalkan tari kepada anak kami dengan mengajak ke Kraton untuk melihat
latihan tari setiap minggu. Minggu pertama dan kedua saya ajak Momo dan kakaknya untuk mengamati tari. Sampai minggu keempat akhirnya mereka minta ikut latihan," ujar
ibundanya.

Ketika Momo ditanya ingin seperti apa ke depannya, ia akan mengikuti apa kata hatinya.

"Ya saya akan mengikuti kata hati dan apa yang telah digariskan," kata Momo.

Sang Ayah kemudian menceritakan bagaimana Momo bisa terlibat dalam flashmob Beksan Wanara tersebut.

Lantip mengatakan, flashmob tersebut digagas oleh KPH Notonegoro yang diikuti oleh Para Mataya (penari) dari Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhamardawa Keraton
Yogyakarta.

"Flashmob ini dalam rangka menyambut event tahunan Catur Sagatra yang akan digelar pada Sabtu 13 Juli 2019 mendatang di Pagelaran Keraton Yogyakarta," tutur Lantip.

 

Sumber: TribunJogja